Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

YOGA DALAM PERSPEKTIF PENGALAMAN HIDUP
I.         PEMBAHASAN
    Kata yoga berasal dari bahasa sansekerta yuj yang artinya menghubungkan atau hubungan,yakni hubungan yang harmonis dengan objek yoga.maharesi patanjali dalam kitabnya,yogasutra (I:2) mendefinisikan yoga: yogas citta vrtti nirodhah.artinya mengendalikan gerak gerik pikiran,atau cara untuk mengendalikan tingkah-polah pikiran yang cenderung liar,bias,dan lekat terpesona oleh aneka ragam objek (yang dikhayalkannya) memberi nikmat.objek keinginan yang dipikirkan memberi rasa nikmat  itu lebih sering kita pandang ada di luar diri.maka kita selalu pergi mencari.bagi sang yogin,inilah pangkal kemalangan manusia.kita sebagai mahluk malang,karena sibuk sebagai pelayan melayani aneka keinginan,dan teryata keinginan itu tak pernah terpuaskan.
    Oleh karena itu,kini kita mulai menyadari bahwa mengendalikan pikiran adalah hal yang penting.dalam konteks yoga lebih berarti “amuter tutur pinahayu” membalik kesadaran secara benar.artinya kesadara yang sebelumnya cenderung mengarah ke luar  dan suka berada di luar diri adalah kesadaran yang lebih cenderung terjebak,karena sering kali didasari oleh pengetahuan yang keliru.oleh sebab itu,kini kesadaran itu mesti dibalik.maksudnya,pikiran hendaknya dihusahakan berdasarkan atas pengetahuan yang benar.biar seimbang dan cenderung tidak lupa diri,sewaktu-waktu dalam yang tepat kita perlu mengeluarkan waktu untuk menbalikan pikiran.ini sekilas pengertian tentang arti dari yoga dan penjabaranyan tentang pengendalian pikiran.
   Secara singkat saya akan menceritakan tentang pengalama hudup dari masih kanak-kanak hingga saya beranjak dewasa Ketika saya masih mengenyam pendidikan di tingkat Sekolah Dasar, saya mendapatkan uang jajan dari orang tua  sebesar Rp 1.000,00 karena uang jajan saya terlalu kurang bagi saya karena melihat yeman-teman saya yang lain diberikani uang jajan oleh orang tuanya ada yang Rp 5.000,00 dan bahkan 10.000,00 saya sering merasa kecewa,tapi saya bersyukur karena ada seorang guru menganjurkan untuk membantu berjualan di kantin dan nantinya saya memperoleh makan tambahan di kantin tersebut ,untuk menambah kondisi perut saya yang lapar. Dari hal tersebut jika dikaitkan dalam pandangan yoga menurut Yoga Kundalini ini disebut Tapah yaitu melakukan usaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai suatu tujuan.Dengan melakukan usaha yang sungguh-sungguh maka segala sesuatu yang kita harapkan bisa tercapai atas dasar kita yang tulus iklas untuk melakukan semua hal itu. Setelah beberapa lama saya saya bekerja di kantin sekolah dan saat itu tiba-tiba mendadak mau ke kamar mandi untuk buang air, terus saya memanggil teman saya yang kebetulan lewat disebelah saya,untuk menjaga sementara kantin itu karena saya kebetulan menjaga sendirian ,malahan teman saya tidak menhiraukanya, terus saya merasakan jengkel dan marah. Merasa marah ketika orang atau teman saya tidak mendengarkan perkataan yang saya ucapkan. Menurut yoga pada saat kita masih ada pada tahap keterikatan atau ketidaksadaran maka apa yang kita harapkan atau inginkan tidak kita dapatkan maka perasaan marah akan menyelimuti pikiran kita dan terkadang kita tidak mampu untuk mengendalikannya. Dengan keterikatan itu maka kita akan mengalami suatu penderitaan..
   pengalaman saya yang selanjutnya adalah ketika bermain layang-layang bersama teman-teman dilapangan, ini pengalaman yang sangat mengesankan dan sangat seru ,ketika saya dan teman-teman sedang  asyik menerbangkan layangan sambil berbincang-bincang bersama teman, tiba-tiba ada layangan mendekat yang mau menarik layangan saya ,terus saya menarik benang saya agar layangannya mau terbang tinggi tapi sungguh sial ketika layangan yang saya terbangkan sudah tinggi ternyata benang saya putus karena digesek dan  mengenai layangan saya,layangan yang pemiliknya tidak saya  tahu,saya dan teman-teman berlomba mengejar lanyang saya yang terputus itu,sudah lama belari mengejar layangan tiba-tiba layangan itu nyangkut di pohonnangka ,untung pohon nangka itu tidak terlalu tinggi dan ada pembatas temboknya juga,disaat itu saya naik ke atas tembok itu,untuk mempermudah mengambil layangan,setelah saya naik keseimbangan saya tidak stabil dan mengakibatkan saya jatuh dan teman saya menertawainya dan akhirnya tidak berhasil mengambil layangan yang ada di pohon nangkanit. Dalam yoga keseimbangan merupakan salah salah hal yang terpenting dalam kehidupan, baik dalam jasmani maupun rohani untuk mencapai suatu kebebasan atau kesempurnaan. Jika kita dapat menyeimbangkan baik itu pikiran, perkataan dan tingkah laku terutama dalam konteks spiritual maka kebebasan atau kesempurnaaan akan kita peroleh dan jika kita tidak bias melakukan kesimbangan terutama dalam tubuh kita maka kita akan memperoleh penderitaan.
Pada saat saya dihukum karena memakai kaos kaki yang
berwarna dan agak pendek pada saat saya masih duduk di bangku SMP. Karena apa yang kita lakukan atau perbuat pasti akan mendapatkan hasil yang kita perbuat, baik itu perbuatan yang menyimpang maupun perbuatan yang sesuai dengan aturan atau dharma. Menurut Dr Gede Kamajaya dalam bukunya Yoga Kundalini menjelaskan tentang Karma Yoga yang menyatakan tentang semua hasil yang diperoleh merupakan karunia dari Tuhan baik itu baik maupun buruk.
Pengalaman saya pada saat saya berkumpul dengan teman-teman saya dan mereka meminum-minuman beralkohol, kemudian saya ditawari dan terus ditawari untuk meminum-minuman beralkohol saya mengatakan tidak suka minum-minuman beralkohol. Pada akhirnya mereka pun tidak lagi menawari minuman beralkohol tersebut. Jika dikaitakan terhadap pandangan yoga, ini merupakan suatu pengendalian diri atau mengendalikan pikiran. Dalam bukunya Gede Kamajaya yang berjudul Yoga Kundalini menyatakan definisi lain dari yoga adalah untuk mengendalikan pikiran yang terobyektifkan dan kecenderungan alami pikiran, yang dapat saya simpulkan bahwa segala sesuatu yang kita pikirkan atau yang bertentangan dengan kebaikan perlu kita kendalikan dengan melaksanakan yoga.
Pengalaman saya ketika saya memarahi orang atau teman saya pada saat terlambat datang pada suatu kegiatan. Karena pikiran dipengaruhi oleh sesuatu yang kita harapkan dan tidak terwujud maka perasaan marah dan perkataan kasar akan keluar dari ucapan kita, sehingga membuat orang tersebut menjadi tersakiti. Dalam yoga hal tersebut tidak dibenarkan karena membuat orang menjadi sedih atau dalam buku Yoga Kundalini disebut dengan Ahimsa yang artinya tidak menyakiti atau melukai perasaan orang lain baik melalui pikiran, perkataan dan perbuatan.
Ketika teman saya mendapatkan suatu penghargaan atau juara saya memberikan selamat dan dukungan untuk lebih baik lagi kedepannya, sehingga membuat teman saya menjadi senang. Jika dikaitkan kedalam yoga ini disebut juga dengan Santosa yang artinya suatu keadaan yang menyenangkan dan wajar tanpa tekanan dan kepura-puraan, artinya semuanya itu berdasarkan ketulusan dari hati nurani kita tanpa ada kepura-puraan dalam melaksanakan.
Pengalaman saya ketika berselisih dengan temannya saya karena saya membicarakan teman saya tidak secara langsung dengannya melainkan kepada orang lain, itu disebabkan karena teman saya tidak berterus terang kepada saya dan teman-teman saya yang lain sehingga membuat adanya perselisihan diantara salah satu teman saya tersebut. Dalam ajaran yoga hal itu tidak dibenarkan karena dapat membuat orang tersebut menjadi sedih. Hal ini bertentangan dengan ajaran Satya yaitu gerak pikiran yang patut untuk diambil menuju kebenaran yang dalam prakteknya meliputi penggunaan kata-kata yang tepat dan dilandasi kebijakan untuk kebaikan bersama. Dan juga bertentangan dengan ajaran Ahimsa yang artinya tidak menyakiti atau melukai perasaan orang lain.
Saya mengalami kecelakaan sepeda motor dalam perjalanan pulang menuju rumah. Kecelakaan itu disebabkan karena saya kurang berkonsentrasi dalam membawa sepeda motor sehingga menyebabkan saya mengalami kecelakaan. Untuk itu konsentrasi sangat di perlukan dalam segala kegiatan termasut dalam membawa sepeda motor. Seperti kita ketahui bahwa dalam yoga juga mengajarkan tentang konsentrasi atau pemusatan pikiran dalam tapa, meditasi dan semadhi untuk mencapai tujuan spiritual. Untuk itu konsentrasi atau pemusatan pikiran sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari maupun dalam meningkatkan spiritual. 
Ketika saya belum mempunyai sepeda motor saya sempat merasa iri dengan orang yang memiliki sepeda motor sehingga saya bekerja keras supaya saya bisa membeli sepeda motor. Dengan usaha yang sungguh-sungguh akhirnya saya dapat membeli sepeda motor. Hal itu dapat saya hubungkan dengan konsep yoga bahwa jika kita melakukan usaha yang sungguh-sungguh akan mencapai suatu tujuan kita, walaupun juga dalam yoga hal itu masih dianggap memiliki keterikatan terhadap suatu objek keduniawian yang membuat kita mengalami penderitaan. 
Saya pernah berkata kasar ketika ada orang yang memarahi saya, karena saya tidak mampu mengendalikan emosi atau perasaan saya sehingga saya mengatakan perkataan yang kurang sopan. Jika saya kaitkan dengan yoga, itu merupakan tindakan yang tidak dibenarkan karena bisa menyebabkan orang merasa tersakiti. Hal itu tidak dibenarkan dalam yoga karena didalam yoga kita mengenal ajaran Ahimsa yang artinya tidak menyakiti perasaan orang lain baik melalui pikiran, perkataan dan perbuatan. Kita menyakiti orang lain itu berarti menyakiti diri kita juga karena dalam Tatwam Asi menyatakan bahwa itu adalah aku, aku adalah engkau.
Dengan pandangan ini kita juga telah menjaga kesehatan dan kesenangan dalam diri kita sendiri yang juga dapat memyebabkan adanya kebahagian hidup,(Sumantri).
Selanjutnya pengalaman saya mencari buah durian yang jatuh di tempat orang lain dan saya kemudian dimarahi oleh pemilik dari buah durian tersebut. Dari segi moralitas itu bertentangan dengan agama karena mengambil milik orang lain. Hal itu juga bertentangan dalam ajaran yoga yang mengajarkan tentang Asteya yang artinya tidak mencuri, walaupun mencuri yang masih dalam reka-reka atau masih ada dalam pikiran kita itu juga dikatan sebagai Asteya. Hal itu dapat dikatakan masih adanya keterikatan terhadap suatu objek yang dapat membuat kita menderita. Karea kita masih terikat maka bagaimana caranya kita bisa lepas dari keterikatan tersebut, dsalah satunya cara adalah mampu mengendalikan pikiran dengan melakukan atau melatih yoga.
Namun sikap mencuri dalam kisah lubdaka bias di jadikan pedoman dalam menjalani hidup dan merenungkan segala dosa yang pernah kita perbuat seperti juga yang dilakukan oleh Lubdaka dalam Siwaratri.
Pengalaman saya ketika saya ikut bergotong royong dalam pembuatan bangunan di merajan saya. Dalam hal ini kita sebagai mahluk sosial tidak lepas dari orang lain. Ketika saya ikut dalam suasana gotong royong tersebut, semuanya sangat fokus dan berkonsentrasi dalam setiap pekerjaannya. Kalau kita tidak fokus dan konsentrasi dalam suatu tindakan maka kita tidak akan mendapatkan hasil yang sempurna. Dalam yoga konsentrasi sangat dibutuhkan ketika melakukan tapa maupun semadhi untuk memusatkan pikiran kita pada Tuhan sehingga orang yang melakukan tapa atau semadhi dapat melakukan kontak
dengan Tuhan. Sama halnya kita juga harus berkonsentrasi dalam melakukan sesuatu untuk mencapai hasil yang kita harapkan dalam kegiatan kita sehari-hari. Dalam itihasa juga dijelaskan mengenai sikap persatuan dan kesatuan dari para pandawa dalam melaksanakan kehidupannya selalu berdasar akal sehat dan berpegang teguh pada agama dengan nasehat suci dari Sri Kresna yang merupakan penjelmaan(awatara) dari Dewa Wisnu yang turun ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia.
Terkadang saya merasa bosan menjalani kehidupan karena banyak masalah yang saya hadapi. Ini dikarenakan karena keterikatan saya terhadap objek sehingga saya menjadi menderita dan merasa beban pikiran terhadap suatu objek. Dalam yoga kita diajarkan pengendalian diri terhadap suatu objek yang sifatnya maya, dalam yoga kita juga mengenal Panca Klesa yang salah satunya Raga yang artinya keterikatan atau kecintaan. Dalam hal ini kita yang masih terikat atau terbelenggu oleh nafsu (keinginan) dan setelah kesenangan itu lewat maka tinggal suatu keinginan khusus yan
jiaran suci agama dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-har. membuat kita ingin sesuatu yang baru dan jika hal tersebut tidak terwujud atau terpenuhi maka kita akan menderita sehingga itu dapat dijadikan masalah dalam hidup. Dalam Aywawera dijelaskan bahwa dalam menjalani kehidupan sudah seharusnya untuk memahami ajaran suci agama dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-har pada suatu tempat.
Ketika saya melakukan pepergian saya merasa tenang dan nyaman dengan mengucapkan atau menyebutkan Tuhan salah satunya menyanyikan Gayatri mantra. Seperti kita ketahui Tuhan adalah gudang segala kebaikan, kebaikan yang dimiliki jiwa sehingga ia akan dimuliakan di pintu Tuhan. Di dalam buku Yoga Kundalini disebutkan ada empat belas macam kebajikan menurut kitab Adi Granth salah satunya adalah mengulang-ulang nama Tuhan dan merasakan kehadiran-Nya selalu. Dalam kehidupan sehari-hari kita diharapkan sering mengucapkan nama Tuhan serta mantra-mantra suci salah satunya adalah Gayatri mantra, karena dengan menyebutkan nama Tuhan berulang-ulang maka kita akan terhindar dari musibah, dosa dan kita akan merasa nyaman dan tenang. Dalam melakukan tapa atau semadhi jika mengucapkan atau menyebutkan nama Tuhan berulang-ulang dan selalu berkonsentrasi maka tapa atau senadhi itu akan mencapai kesempurnaan.
Seperti juga dijelaskan dalam dialog yudistira dalam pewayangan ketika hendak menyelamatkan Bhima dari Naga yang besar yang merupakan jelmaan dari Dewa Asura dalam kisah Itihasa (epos) Mahabratha.
Pengalaman saya ketika tim futsal saya mendaptkan juara dalam suatu kejuaran futsal dan saya sangat bangga dan puas atas kerja keras tim saya sehingga menjadi juara. Kepuasan menurut yoga dapat dibenarkan apabila kepuasan itu diperoleh dengan wajar, karena itulah hak kita dan jangan berusaha menginginkan apa yang menjadi milik orang lain. Didalam yoga juga dijelaskan tentang Santosa yaitu merasa puas dengan milik sendiri sehingga tidak menginginkan milik orang lain merupakan salah satu prinsip kehidupan menurut sastra agama.
Pengalaman saya ketika saya bekerja lembur pada suatu perusahaan swasta dan tidak dibayar membuat saya mejadi kesal. Jika kita mengerti tentang tujuan dari yoga hal tersebut akan membuat kita menjadi menderita karena keterikatan terhadap hasil yang telah kita kerjakan. Hal itu jika kita hubungkan terhadap yoga maka suatu pekerjaan jika didasari dengan ketulus-iklasan dan kesabaran maka kita tidak akan terikat oleh hasil yang kita kerjakan sehingga pikiran yang kotor akan perlahan hilang. Karena kesucian pikiran terlepas dari pengaruh ikatan keduniawian yang membuat kita menderita.
Seperti yang dijelaskan dalam Bhagawadgita 6.34.
Pengalaman saya ketika membantu memadamkan api yang merupakan milik seorang warga pada saat  mengalami kebakaran. Dalam hal ini pengabdian sosial di masyarakat sangat perlu karena dalam yoga juga memuat tentang pelaksaan Sauca di luar dan di dalam sehingga kekuatan dapat memotivasi diri dengan jalan kebaikan. Membantu setiap orang yang memerlukan bantuan merupakan suatu yang sangat bijaksana, karena di dalam yoga dikatakan bahwa akal dibersihkan dengan kebijaksanaan (jnana) menurut Manawa Dharamasastra . V.109. dalam buku Filsafat pendiddikan karya putu sanjaya juga dijelaskan mengenai kehidupan yang harmonis di dalam suatu kelompok masyarakat tertentu di dunia ini.
Saya mempunyai pengalaman ketika saya pergi ke
denpasar  untuk membawa sebuah barang yang telah dipesan oleh salah seorang pelanggan sewaktu saya masih bekerja di salah satu perusahaan swasta di Singaraja, karena saya tidak tahu jalan dan ditinggal oleh teman saya akhirnya saya sampai di suatu tempat dimana tempat tersebut belum pernah saya lewati. Dengan perasaan bingung dan cemas saya terus berjalan hingga akhirnya sampai juga di tempat tujuan saya. Karena saya merasa bingung dan cemas membuat pikiran saya menjadi tidak tenang. Dalam yoga kita diajarkan memelihara ketenangan pikiran supaya kita dapat berpikir secara jernih dan tetap fokus dengan tujuan kita. Jika kita hubungkan dengan yoga, hal ini dapat dikaitkan dengan pelaksaan meditasi. Meditasi dilakukan dengan ketenangan pikiran serta pengendalian diri agar dapat tertuju dengan Tuhan. Sama halnya kita jika dalam keadaan tidak tenang maka kita akan merasa bingung dalam mengambil suatu langkah atau keputusan dalam melakukan suatu tindakan yang dapat membawa kita kearah yang lebih baik maupun sebaliknya ke arah yang lebih buruk dalam kehidupan kita. .
Pada suatu ketika saya pernah kehilangan uang pada saat saya akan membeli sesuatu di warung, saat itu saya merasa kesal karena uang yang akan saya belanjakan hilang. Merasa kehilangan membuat saya sedih, itu berarti saya masih memiliki keterikatan akan suatu benda atau materi sehingga membuat saya menderita akan materi tersebut. Yoga mengajarkan kita untuk mengendalikan diri dari pengaruh ikatan keduniawian dengan melaksanakan yoga seperti tapa atau meditasi. Semua materi yang nyata ini sifatnya maya (tidak kekal) selalu mengalami sirkulasi perubahan bentuk, tempat (ruang) waktu. Dalam ajaran yoga dan para maha rsi mengatakan bahwa tujuan yang bersifat material tidak menjamin seseorang mendapatkan kebahagiaan yang kekal abadi.
Setiap hari kalau tidak ada halangan saya selalu bermain futsal di rumah bersama teman-teman saya. Pada saat saya bermain futsal membutuhkan pengaturan nafas yang baik agar tidak cepat kelelahan, terkadang saya pernah mengalami sesak pada saat bermain futsal. Pernafasan sangat penting bagi kesehatan kita. Di dalam yoga dijelaskan tentang pengaturan nafas atau di sebut dengan Pranayama, oleh karena itu para yogi selalu menekankan akan pentingnya pernafasan yang benar serta mereka mengembangkan serangkaian latihan khusus yang disebut Pranayama
seperti yang dijelaskan juga dalam buku kesempurnaan Yoga tentang hakekat bernapas dalam mengosentrasikan pikiran. Dalam pernafasan biasa kita hanya menghirup sedikit sekali prana dari atmosfir. Jika kita bisa mengatur pernafasan kita maka tubuh kita akan sehat, melarutkan ketegangan emosi dan merilekskan pikiran serta bisa mempecepat perkembangan spiritual. Untuk itu pengaturan nafas sangat penting bagi semua orang baik pada saat berolahraga maupun dalam melakukan tapa atau semadhi apalagi dalam melakukan Yoga.
Kegiatan sehari-hari saya terutama pada sore atau malam hari saya melaksanakan persembahyangan pribadi di sanggah yang ada di rumah. Dalam melakukan sembahyang, sikap sempurna dan pengaturan nafas harus diperhatikan agar kita dapat berkonsentrasi dalam melakukan pemusatan pikiran. Jika dilihat dari pandangan yoga melakukan persembahyangan merupakan bagian dari pelaksanaan yoga itu sendiri. Yoga mengajarkan tentang sikap tubuh yang enak dilakukan seperti sikap duduk atau asana serta dalam yoga juga di ajarkan tentang pengaturan nafas melalui hidung supaya bersih dari debu dan bakteri. Selain itu juga yoga mengajarkan tentang pemusatan pikiran atau pengedalian pikiran terutama dalam melakukan tapa atau meditasi. Hal itu sangat berhubungan terhadap proses sembahyang yang melakukan sikap duduk, pengaturan nafas serta pengendalian pikiran guna tertuju pada Tuhan Yang Maha Esa.
Sebelum melaksanakan persembahyang terlebih dahulu saya melakukan pembersihan badan yakni mandi agar pada saat sembahyang akan terasa nyaman dan pikiran pun menjadi tenang. Dalam yoga pun demikian, bersih sangat dibutuhkan dalam melakukan yoga baik bersih lahir maupun bathin. Selain kita membersihan badan kita juga harus mampu membersihkan jiwa dan pikiran. Dalam Wrahspati Tattwa dikatakan Sauca ngaranya nitya majapa maradina sarira. (Sauca artinya tetap berdoa dan membersihkan badan) dan dalam kitab Manawa Dharamasastra . V.109 dikatakan bahwa Tubuh dibersihkan dengan air, Pikiran dibersihkan dengan kejujuran (satya), Atma dibersihkan dengan ilmu dan tapa, Akal dibersihkan dengan kebijaksanaan (Jnana). Jika kita mampu melaksanakan pembersihan lahir mampu bathin maka kita akan dapat meningkatkan spiritual kita, baik itu pada saat melakukan sembahyang maupun tapa atau meditasi.
Kegiatan sehari-hari terutama pada saat kuliah adalah adanya proses belajar yang saya jalani selama masih kuliah. Tujuan belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang nantinya berguna bagi diri kita maupun bagi orang lain atau masyarakat. Belajar sangat penting karena akan membuat kita dari yang tidak tahu akan menjadi tahu. Dalam ajaran yoga juga terdapat realisasi Ketuhanan melalui pengetahuan sehingga mampu melepaskan awidya (kebodohan) dan akhirnya lepasnya belenggu Panca Maya Kosa terhadap Atman yang disebut dengan Jnana Yoga
.



Bagian Panca Maya Kosa diantaranya adalah sebagai berikut:
a.Annamayakosa :
yang merupakan bagian dari badan jasmani manusia. 
b.Pranamayakosa :
yaitu bagian dari  badan manusia yang terbentuk dari energi. 
c.Manomayakosa :
bagian dari badan manusia yaitu mental/pikiran. 
d.Wijananamayakosa : badan
manusia yang terbentuk dari kecerdasan. 
e. Anandamayakosa : badan
manusia yang merupakan unsur kebahagian
Jnana Yoga dapat dilaksanakan dengan 2 cara, yaitu kotempelasi & meditasi, kemudian dalam kitab Vedanta dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
a.Srawana
                    :Studi
b.Manana
                    :perenungan 
c.Nididhyasana
           :mempraktekan 
Untuk itu belajar sangat penting untuk melepaskan diri dari awidya atau kebodohan sehingga terlepas dari belenggu Panca Maya Kosa. Pengetahuan juga bertujuan untuk mengendalikan pikiran dalam melakukan aktivitas kita sehari-hari maupun pada saat kita melakukan tapa atau meditasi.











DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Putu. 2010. Filsafat Pendidikan Agama Hindu. Surabaya: PARAMITA
Widnya, I Ketut. 2002. Yaksa Prasna {pertanyaan Yaksa kepada Yudhistira}. Surabaya: PARAMITA
Pudja, Gede. 1999. Bhagawadgita{Pancama weda. Surabaya: PARAMITA
Adnyana, Gede Agus Budi.2009.  Phala Sruti Itihasa Jenjang Belajar Weda. Denpasar: Pustaka Bali Post
Aryadharma,S.,2005. Melahirkan Generasi Berkarakter Dewata. Denpasar: Pustaka Bali Post
Mirsha, I Gusti Ngurah Rai. 1997. Tattwa Jnana, Kajian Teks dan Terjemahan. Denpasar : Upada Sastra.

Maswinara, I Wayan. 1998. Sistem Filsafat Hindu (Sarwa Darsana Samgraha). Surabaya : Paramita.

Musna, I Wayan. 1986. Pengantar Filsafat Hindu Sad Darsana. Denpasar: CV Kayu Mas
Swamiprabhupada, Sria Sramad A.C Baktiwedanta. 2009. Kesempurnaan Yoga. Vrndavana: The Bhaktiwedanta Book Trust
Sumantri, B., 2001. Pedoman Hidup Sehat dan Bahagia. Lovepowers, Jakarta.







  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

read comments