I.
PENDAHULUAN
Secara
etimologi, sanggah artinya tempat untuk melakukan upacara pemujaan. Pemrajan
berasal dari kata praja yang berarti masyarakat, keturunan, keluarga. kata
praja ini mendapatkan awalan “pa” dan akhiran “an” sehingga kata itu mengacu
pada tempat .jadi, sanggah pemerajan adalah tempat pemujaan
keluarga(keturunan). sanggah pemerajaan adalah suatu istilah,yang dilihat dari
konteks kata sesungguhnya tidak boleh dipisahkan.
Namum sebutan tersebut di masyarakat
sedikit dikacaukan. pengertian sanggah dan pemerajan dipisahkan, sanggah
merupakan bahasa kasar sedangkan pemerajan adalah bahasa halus. padahal sesuai
arti kata,sanggah pemerajan ini merupakan satu kesatuan kata. menurut lontar
siwagama, sanggah yang memiliki oleh satu keluarga (satu keturunan) disebut
kemulan atau mimitan.dalam perkembangan di bali, kemulan ini adakalanya di
perluas menjadi sanggah pemerajan. Jadi, pokoknya adalah kamulan (mimitan)
ditambah beberapa pelinggih lainnya sebagai pasimpangan (persinggahan, baik
yang berfungsi sebagai pemujaan leluhur maupun sebagai pemujaan manifestasi
Tuhan. Sehingga muncullah kemudian sanggah pamrajan gede, yang juga berkembang
menjadi prathiwi, paibon dan panti. Sanggah pamrajan gede dibedakan seperti itu
sesuai jumlah pendukung (pengempon), sehingga palinggih-palinggihnya juga
mengalami penyesuaian.
II.
PEMBAHASAN
Dadia Dalem
Kramas merupakan salah satu kelompok keturunan yang berkembang di Bali selain
kelompok keturunan yang lainnya yaitu Kepasekan, Para Arya, Punduh Pande dan
Dukuh. Dalam perkembangannya di Bali semaenjak kedatangan Mpu Kuturan semua
dari keturunan tersebut setiap keluarga memiliki sanggah kemulan dan berkembang
ke tingkat yang lebih besar kelompok keturunan (kawitan) tersebut selayaknya
memiliki Sanggah yang lebih besar/Pamerajan.
Fungsi Sanggah atau Pamerajan berdasarkan keyakinan umat
Hindu di Bali, Sanggah atau Pamerajan adalah berfungsi sebagai berikut:
1.
Sebagai tempat suci untuk memuja Sang
Hyang Widhi Wasa dan para Leluhur/Kawitan.
2.
Sebagai tempat berkumpul sanak keluarga
dalam rangka mempererat tali persaudaraan di lingkup keluarga.
3.
Sebagai tempat kegiatan
sosial/pendididkan yang berkaitan dengan agama (Soeka, 1993:16)
Beberapa pelinggih
dalam Pemerajan Kawitan Dalem Kramas
yang terdapat di desa
1.
Pelinggih
lebuh berfungsi sebagai tempat untuk memuja yang memiliki pekarangan yang
ditempattinggali dalam tataran niskala. Dewa yang dipuja di sini adalah Bhuta
Kala yang diundang dan dipanggil dari perempatan Agung. Di Bali seriang disebut
dengan “Sang Kita Kala Raja”
Mantra untuk Bhatara
yang melinggih di Lebuh ini adalah “Ong, Yang, Yang , Yang, Jeng, Hyang, Wisesa
amurti sakti yenamah swaha”
2.
Penunggu karang (pecalang Agung)
Mantra untuk pelinggih
Penunggu Karang ini adalah “Ong, Ang, Ang, Ang Durga Manik maha saktyiem
yenamah swaha”.
3.
Candi Gelung
4.
Apit
lawang
Dua
pelinggih di jeroan ini yang bisa dijumpai pertama kali saat memasuki jeroan
adalah dua pelinggih yang terletak disebelah kiri dan kanan yang merupakan
stana Dewa Kala dengan Bhiseka jaga-jaga yang bertugas sebagai penjaga di
jeroan Mantra untuk pelinggih ini adalah
sama dengan pengastawan lebuh yang di depan pintu gerbang
5.
Gedong
Pisempenan
6.
Kemulan
Mantra
untuk Kemulan adalah “ Ong Dewa Dewi Try dewanam, Tri Murti Tri Linggamanem,
Brahma Wisnu maheswaram, Sarwa jagat jiwatmanam, Ong Guru rupam sadadnyanem,
Guru pantaranam dewam, Guru nama japet sada, Nasti-nasti ddine-dine, Ong Gung
Guru paduka bionamah swaha”.
7.
Surya
Mantra
yang digunakan adalah mantra yang sering digunakan pada saat melaksanakan
persembahyangan kramaning Sembah yaitu sembah yang ke Dua: “Om Aditya sya
paramjyotir, Rakta Teja namostute, Sweta pankaja madeastem, Bhaskara ya namah
stute”
8.
Mas Penganten (kaje)
9
Mas penganten (kelodan)
1
Kawitan Dewa Bagus
Pelinggih
Kawitan Dewa Bagus merupakan tempat Nedunang bhatara sami.yang berfungsi
sebagai tempat nedunang bhatara sami.yang dilakukan disaat piodalan di merajan.
1
Kawitan
Pusat
Berfungsi
sebagai pemujaan terhadan leluhur (Ida Bhatara Dalam Kramas) yang merupakan
pelestari pratisentana keturunan dalam karmas sehingga berkembang sampai
kehidupan sekarang.
Mantra
untuk pelinggih Bhatara Kawitan adalah “
Om brahma Wisnu Iswaram Dewam, Jiwatmanam Trilokanam, Sarwa Jhagat Pratistanam,
Shuda Klesa Winasanam”
1
. Pelinggih
Pengayat Pucak Lempuyang
Mantramnya
adalah: “Ong Rang Gnijaya dewa pretista yanamah swaha”.
1
Pelinggih Pengayat Gunung Agung
Mantramnya
adalah “Ong Rang Putrajaya dewa pretista yanamah swaha”.
1
Pelinggih Pengayat Gunung Batur
1
Pesaren Sari
1
Pelinggih ini berfungsi sebagai persinggahan Bhatara
Maspahit, pelinggih ini juga disebut dengan pelinggih Menjangan Saluang yang
dipersonifikasikan sebagai Stana dari Mpu Kuturan.
1
Pelinggih
Taksu berfungsi sebagai stana dari kepercayaan umat hindu di Bali akan
keberadaan kekuatan gaib yang bisa membantu dan memberikan restu dalam
kehidupan manusia menjalankan swadharmanya masing-masing.
1
Bale Pawedan (Piasan)
1
Bale Gong dan Pesantian
0 komentar:
Posting Komentar